Di tengah pandemi virus corona, penggunaan masker menjadi salah satu hal yang diwajibkan saat seseorang beraktivitas di ruang publik. Dengan memakai masker, penyebaran virus corona melalui droplet yang dikeluarkan saat berbicara, batuk, atau bersin, diharapkan bisa ditekan. Namun, sebagian masyarakat memilih untuk menutup mulut dan hidung mereka dengan menggunakan buff. IDNTOGEL
Aksesoris satu ini sebelumnya identik dengan pendaki gunung serta para pemotor. Namun, efektifkah buff untuk mencegah penularan virus corona melalui droplet? Dilansir Healthline, Senin (14/9/2020), buff disebut tidak memberikan perlindungan yang efektif terhadap penyebaran virus corona.
Dalam sebuah studi baru dari Duke University di Carolina Utara, Amerika Serikat, para peneliti menyimpulkan buff yang terbuat dari campuran polyester dan spandeks tidak efektif memblokir droplet virus corona. Meski demikian, karena mereka tidak melakukan penelitian pada buff yang menggunakan bahan lain, maka temuan tersebut tidak harus dilihat secara spesifik.
Mitchell H Grayson, direktur Divisi Alergi dan Imunologi di Rumah Sakit Anak Nationwide di Ohio, mengatakan pemakaian buff untuk menutupi wajah bukan hal yang salah.
"Masalahnya adalah bahan apa yang digunakan," kata Grayson.
Ravina Kullar, ahli penyakit menular terkemuka, mengatakan dirinya memakai buff, namun bukan yang berbahan poliester.
“ Buff itu terbuat dari kapas dan juga berlapis tiga. Jadi cukup efektif," kata Kullar.
Dia menambahkan penutup wajah apa pun yang dipilih, itu harus sesuai dengan hidung dan menutupi sampai ke dagu.
Sementara itu, Grayson memberikan sedikit tips untuk memastikan apakah bahan buff yang dipakai cukup tebal. Yakni dengan mengarahkannya ke cahaya matahari dan melihat apakah cahayanya bisa menembus kain buff.
"Saya merekomendasikan bahan yang tidak memiliki ruang yang cukup besar di antara serat untuk memungkinkan partikel virus dengan mudah melewatinya. Jika Anda melihat cahaya matahari, kemungkinan buff tidak akan bekerja dengan baik dalam mencegah penyebaran virus," kata Grayson.
Dia menambahkan, untuk penggunaan sehari-hari masker kain dengan beberapa lapisan bisa berfungsi sama baiknya dengan masker bedah. Grayson juga menyebut masker N95 dengan katup tidak efektif digunakan. Masker ini hanya melindungi pemakainya, dan virus akan dikeluarkan melalui katup.
Namun, dia tidak menggeneralisir semua masker yang mengandung katup tidak efektif. Sekali lagi, hal ini tergantung pada spesifikasi masing-masing jenis.
“Ada beberapa masker kapas dengan beberapa lapisan kapas (dan bahkan filter P2.5 yang dapat dilepas) yang memiliki katup yang terpasang pada lapisan luar kain,” kata Grayson.
“Di sebagian besar kasus, saya telah melihat katupnya tidak benar-benar berfungsi (jika Anda mengeluarkan napas dengan kuat saat mengenakan masker, udara tidak keluar dari katup, itu hanya keluar di sekitar masker),” kata Grayson.
“Karena udara yang keluar dari katup akan melewati semua lapisan kain, kemungkinan virus keluar melalui katup minimal (melebihi apa yang biasanya keluar melalui kain),” imbuhnya.
Namun secara umum, Grayson menyarankan untuk menghindari masker yang mengandung katup.
Sumber : KOMPAS.com